Hitstat

10 August 2016

2 Petrus - Minggu 6 Rabu



Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 2:19-22
Doa baca: 2 Ptr. 2:22
Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang dimandikan, kembali lagi ke kubangannya.”


Dalam ayat 21 Petrus berbicara tentang Jalan Kebenaran. Menempuh Jalan Kebenaran adalah menempuh suatu kehidupan yang benar terhadap Allah dan manusia. Ini adalah aspek yang lain dari Jalan Kebenaran (ayat 2) dan jalan yang lurus (ayat 15). Ini adalah jalan menempuh hidup menurut kebenaran Allah, yang dapat menerima penghakiman pemerintahan-Nya (ayat 3, 9) bagi kerajaan kebenaran-Nya (Rm. 14:17; Mat. 5:20). Dalam Suratnya Petrus menekankan cara hidup (etika, perilaku) dan jalan hidup, karena tulisan-tulisannya didasarkan atas pandangan pemerintahan administrasi Allah. Untuk memenuhi pemerintahan Allah yang kudus dan benar, umat Allah perlu memiliki satu cara hidup yang suci, murni, baik, dan unggul (1 Ptr. 1:15; 3:16, 2; 2:12; 2 Ptr. 3:11), di jalan keadilan dan kebenaran-Nya yang lurus, bukan hidup yang penuh hawa nafsu dan kesia-siaan (2:7; 1 Ptr. 1:18).

Dalam ayat 22 Petrus sungguh keras dan memakai 2 macam binatang, anjing dan babi betina, untuk menggambarkan guru-guru palsu yang najis. Menurut ketetapan kekudusan Allah, anjing dan babi betina adalah binatang-binatang yang najis (Im. 11:4, 7; Mat. 7:16). Anjing terbiasa memakan barang-barang yang kotor. Anjing memuntahkan apa yang ia makan, kemudian memakan kembali apa yang ia muntahkan; dengan demikian mencemarkan apa yang ada di dalam dirinya. Babi bergulung-gulung di dalam kubangan lumpur, sehingga membuat lahiriahnya kotor. Para bidah yang menyangkal Allah akhirnya menjadi seperti binatang-binatang yang kotor itu, yang mengotorkan diri mereka sendiri baik di dalam maupun di luar. (Betapa seriusnya penghakiman yang harus mereka terima menurut kebenaran Allah dalam administrasi pemerintahan-Nya!). Karena itu, kecemaran guru-guru palsu itu sangat menular, dan kaum beriman tidak boleh berkontak dengan mereka (2 Yoh. 9-11).

Kita perlu menyadari bahwa unsur kemurtadan berlangsung sampai hari ini. Karena sejumlah kebenaran dasar telah dibuang, bahkan oleh orang-orang yang tampaknya adalah kaum beriman fundamental, kita yang di dalam pemulihan Tuhan perlu berjuang untuk kebenaran itu. Pada zaman Martin Luther, perlu berjuang untuk perihal dibenarkan oleh iman. Memang sepatutnya Luther berjuang dalam peperangan ini. Tetapi hari ini kita perlu berjuang untuk kebenaran yang lebih dalam yang diwahyukan dalam firman Allah. Kita tidak hanya percaya kepada semua butir murni yang dipegang oleh orang-orang Kristen fundamental, tetapi juga kepada kebenaran-kebenaran yang lebih dalam. Kita pasti percaya bahwa Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Allah kata per kata. Kita harus mengikuti terjemahan harfiah dari 2 Timotius 3:16 yang mengatakan bahwa segala Kitab Suci adalah hembusan Allah. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Putra Allah. Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati. Kita percaya kepada inkarnasi Kristus dan kepada kematian-Nya di atas salib untuk menebus kita. Menurut Kitab Suci, kita percaya bahwa kematian Tuhan bersifat almuhit. Melalui penyaliban-Nya Dia mengakhiri ciptaan lama, termasuk kita dengan daging kita dan sifat kita yang jatuh. Kita sepenuhnya percaya kepada kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan sekarang ada di atas takhta. Tetapi kita juga percaya bahwa Dia tidak terbatas pada takhta, karena sebagai Roh pemberi-hayat Dia berhuni di dalam roh kita. Kita percaya kepada setiap aspek tentang apa adanya Kristus dan tentang apa yang telah Dia lakukan, sedang Dia lakukan, dan yang akan Dia lakukan. Kita juga percaya kepada segala yang telah dicapai dan didapatkan oleh Kristus. Selanjutnya, menurut Alkitab, kita percaya kepada pengubahan dan kepada perihal disusun dengan unsur Allah untuk menyusun kembali manusia kita. Kita dapat mengatakan bahwa semua ini adalah iman kita yang lebih dalam. Dalam zaman kemurtadan, kita percaya dan menyaksikan wahyu yang sempurna dari firman Allah yang murni.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 10

No comments: