Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 2:19-22
Doa baca: 2 Ptr. 2:22
Bagi mereka cocok apa
yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke
muntahnya, dan babi yang dimandikan, kembali lagi ke kubangannya.”
Dalam ayat 21 Petrus berbicara tentang
Jalan Kebenaran. Menempuh Jalan Kebenaran adalah menempuh suatu kehidupan yang
benar terhadap Allah dan manusia. Ini adalah aspek yang lain dari Jalan
Kebenaran (ayat 2) dan jalan yang lurus (ayat 15). Ini adalah jalan menempuh
hidup menurut kebenaran Allah, yang dapat menerima penghakiman pemerintahan-Nya
(ayat 3, 9) bagi kerajaan kebenaran-Nya (Rm. 14:17; Mat. 5:20). Dalam Suratnya
Petrus menekankan cara hidup (etika, perilaku) dan jalan hidup, karena
tulisan-tulisannya didasarkan atas pandangan pemerintahan administrasi Allah.
Untuk memenuhi pemerintahan Allah yang kudus dan benar, umat Allah perlu
memiliki satu cara hidup yang suci, murni, baik, dan unggul (1 Ptr. 1:15; 3:16,
2; 2:12; 2 Ptr. 3:11), di jalan keadilan dan kebenaran-Nya yang lurus, bukan
hidup yang penuh hawa nafsu dan kesia-siaan (2:7; 1 Ptr. 1:18).
Dalam ayat 22 Petrus sungguh keras dan memakai
2 macam binatang, anjing dan babi betina, untuk menggambarkan guru-guru palsu
yang najis. Menurut ketetapan kekudusan Allah, anjing dan babi betina adalah
binatang-binatang yang najis (Im. 11:4, 7; Mat. 7:16). Anjing terbiasa memakan
barang-barang yang kotor. Anjing memuntahkan apa yang ia makan, kemudian
memakan kembali apa yang ia muntahkan; dengan demikian mencemarkan apa yang ada
di dalam dirinya. Babi bergulung-gulung di dalam kubangan lumpur, sehingga
membuat lahiriahnya kotor. Para bidah yang menyangkal Allah akhirnya menjadi
seperti binatang-binatang yang kotor itu, yang mengotorkan diri mereka sendiri
baik di dalam maupun di luar. (Betapa seriusnya penghakiman yang harus mereka
terima menurut kebenaran Allah dalam administrasi pemerintahan-Nya!). Karena
itu, kecemaran guru-guru palsu itu sangat menular, dan kaum beriman tidak boleh
berkontak dengan mereka (2 Yoh. 9-11).
Kita perlu menyadari bahwa unsur kemurtadan berlangsung sampai
hari ini. Karena sejumlah kebenaran dasar telah dibuang, bahkan oleh
orang-orang yang tampaknya adalah kaum beriman fundamental, kita yang di dalam
pemulihan Tuhan perlu berjuang untuk kebenaran itu. Pada zaman Martin Luther,
perlu berjuang untuk perihal dibenarkan oleh iman. Memang sepatutnya Luther
berjuang dalam peperangan ini. Tetapi hari ini kita perlu berjuang untuk
kebenaran yang lebih dalam yang diwahyukan dalam firman Allah. Kita tidak hanya
percaya kepada semua butir murni yang dipegang oleh orang-orang Kristen
fundamental, tetapi juga kepada kebenaran-kebenaran yang lebih dalam. Kita
pasti percaya bahwa Alkitab sepenuhnya diilhami oleh Allah kata per kata. Kita
harus mengikuti terjemahan harfiah dari 2 Timotius 3:16 yang mengatakan bahwa
segala Kitab Suci adalah hembusan Allah. Kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah
Putra Allah. Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati. Kita percaya kepada
inkarnasi Kristus dan kepada kematian-Nya di atas salib untuk menebus kita.
Menurut Kitab Suci, kita percaya bahwa kematian Tuhan bersifat almuhit. Melalui
penyaliban-Nya Dia mengakhiri ciptaan lama, termasuk kita dengan daging kita
dan sifat kita yang jatuh. Kita sepenuhnya percaya kepada kebangkitan dan
kenaikan Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan sekarang ada di atas takhta. Tetapi
kita juga percaya bahwa Dia tidak terbatas pada takhta, karena sebagai Roh
pemberi-hayat Dia berhuni di dalam roh kita. Kita percaya kepada setiap aspek
tentang apa adanya Kristus dan tentang apa yang telah Dia lakukan, sedang Dia
lakukan, dan yang akan Dia lakukan. Kita juga percaya kepada segala yang telah
dicapai dan didapatkan oleh Kristus. Selanjutnya, menurut Alkitab, kita percaya
kepada pengubahan dan kepada perihal disusun dengan unsur Allah untuk menyusun
kembali manusia kita. Kita dapat mengatakan bahwa semua ini adalah iman kita
yang lebih dalam. Dalam zaman kemurtadan, kita percaya dan menyaksikan wahyu
yang sempurna dari firman Allah yang murni.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 10
No comments:
Post a Comment