Hitstat

29 August 2016

1 Yohanes - Minggu 2 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:1-1; Why. 2:7
Doa baca: 1 Yoh. 1:1
Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.


Dalam 1:1 Yohanes membuka suratnya dengan menggunakan ungkapan apa yang telah ada sejak semula. Ini berbeda dengan "pada mulanya" dalam Injil Yohanes (1:1). Pada mulanya menelusuri kembali kepada kekekalan yang lampau sebelum penciptaan; "sejak semula" adalah dimulai dari penciptaan. Ini menunjukkan bahwa Surat Yohanes adalah lanjutan dari Injilnya, yang membahas pengalaman kaum beriman terhadap hayat ilahi. Dalam Injilnya, Yohanes menunjukkan jalan bagi orang-orang dosa untuk menerima hayat kekal, yaitu percaya ke dalam Anak Allah. Dalam suratnya ia menunjukkan jalan bagi kaum beriman, yang telah menerima hayat ilahi, untuk menikmati hayat itu dalam per­sekutuan — tinggal dalam Anak Allah. Dan dalam Kitab Wahyunya, ia menyingkapkan perampungan hayat kekal sebagai kenikmatan penuh kaum beriman dalam kekekalan.

Tulisan-tulisan Yohanes terutama bukanlah untuk penyelidikan dan pemahaman; melainkan untuk kenikmatan anak-anak Allah. Bila Anda datang ke suatu pesta, tujuan Anda bukanlah untuk menyelidiki macam-macam makanan. Menyelidiki pada saat seperti itu akan membuat Anda tidak bisa menikmati makanan. Demikian juga, kita harus membaca tulisan-tulisan Yohanes — kitab Injilnya, surat-suratnya, dan Kitab Wahyunya — menganggapnya sebagai berbagai hidangan dari suatu pesta rohani. Beberapa orang mendengar ini, mereka mungkin heran, bagaimana kita dapat mengatakan bahwa tulisan-tulisan Yohanes adalah suatu pesta. Jawabannya adalah tidak ada tulisan-tulisan lain dalam Alkitab menekankan masalah makan sebanyak yang ada dalam tulisan-tulisan Yohanes. Salah satu pasal dalam Injil Yohanes, pasal 6, hampir seluruhnya membahas makanan. Di sana Tuhan Yesus berkata, "Akulah roti kehidupan (hayat)" (ayat 35, 48). Kemudian Dia mengatakan bahwa Dia adalah roti hidup dan jika seseorang makan roti ini, dia akan hidup selamanya (ayat 51); kalau kita tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kita tidak mempunyai hayat di dalam kita (ayat 53); orang yang makan daging-Nya dan minum darah-Nya memiliki hayat kekal (ayat 54) dan tinggal di dalam Dia (ayat 56); orang yang makan Dia juga akan hidup karena Dia (ayat 57), karena yang "makan roti ini akan hidup selamanya" (ayat 58). Sesungguhnya, perihal makan ditekankan dengan kuat dalam Yohanes 6. Makan Tuhan sebagai roti hayat adalah berpesta makan Dia.

Yohanes juga berbicara banyak tentang makan dalam Kitab Wahyu. Dalam Wahyu 2:7 Tuhan Yesus berkata, "Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon hayat, yang ada di Taman Firdaus Allah." Makan pohon hayat adalah menikmati Kristus sebagai suplai hayat kita. Tujuan semula Allah adalah manusia harus makan pohon hayat (Kej. 2:9, 16). Tetapi karena kejatuhan manusia, pohon hayat ditutup bagi manusia (Kej. 3:22-24). Melalui penebusan Kristus, jalan untuk menjamah pohon hayat, yang adalah Allah sen­diri di dalam Kristus sebagai hayat bagi manusia, telah dibuka kembali (Ibr. 10:19-20).

Ayat-ayat dari Kitab Wahyu ini menyatakan bahwa Tuhan ingin memulihkan makan makanan yang tepat oleh umat Allah seperti yang ditetapkan oleh Allah dan dilambangkan oleh pohon hayat, manna, dan hasil tanah permai, semuanya ini adalah lambang dari berbagai aspek Kristus sebagai ma­kanan bagi kita. Dalam tulisan-tulisannya, Yohanes menekankan dengan tegas kenikmatan yang kaya atas Kristus dengan berpesta makan Dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 3

No comments: