Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:1-1; Why. 2:7
Doa baca: 1 Yoh. 1:1
Apa yang telah ada sejak
semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang
telah kami saksikan dan yang kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup
-- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
Dalam
1:1 Yohanes membuka suratnya dengan menggunakan ungkapan apa yang telah ada
sejak semula. Ini berbeda dengan "pada mulanya" dalam Injil Yohanes
(1:1). Pada mulanya menelusuri kembali kepada kekekalan yang lampau sebelum
penciptaan; "sejak semula" adalah dimulai dari penciptaan. Ini
menunjukkan bahwa Surat Yohanes adalah lanjutan dari Injilnya, yang membahas
pengalaman kaum beriman terhadap hayat ilahi. Dalam Injilnya, Yohanes
menunjukkan jalan bagi orang-orang dosa untuk menerima hayat kekal, yaitu
percaya ke dalam Anak Allah. Dalam suratnya ia menunjukkan jalan bagi kaum
beriman, yang telah menerima hayat ilahi, untuk menikmati hayat itu dalam
persekutuan — tinggal dalam Anak Allah. Dan dalam Kitab Wahyunya, ia
menyingkapkan perampungan hayat kekal sebagai kenikmatan penuh kaum beriman
dalam kekekalan.
Tulisan-tulisan
Yohanes terutama bukanlah untuk penyelidikan dan pemahaman; melainkan untuk
kenikmatan anak-anak Allah. Bila Anda datang ke suatu pesta, tujuan Anda
bukanlah untuk menyelidiki macam-macam makanan. Menyelidiki pada saat seperti
itu akan membuat Anda tidak bisa menikmati makanan. Demikian juga, kita harus
membaca tulisan-tulisan Yohanes — kitab Injilnya, surat-suratnya, dan Kitab
Wahyunya — menganggapnya sebagai berbagai hidangan dari suatu pesta rohani.
Beberapa orang mendengar ini, mereka mungkin heran, bagaimana kita dapat
mengatakan bahwa tulisan-tulisan Yohanes adalah suatu pesta. Jawabannya adalah
tidak ada tulisan-tulisan lain dalam Alkitab menekankan masalah makan sebanyak
yang ada dalam tulisan-tulisan Yohanes. Salah satu pasal dalam Injil Yohanes,
pasal 6, hampir seluruhnya membahas makanan. Di sana Tuhan Yesus berkata,
"Akulah roti kehidupan (hayat)" (ayat 35, 48). Kemudian Dia mengatakan
bahwa Dia adalah roti hidup dan jika seseorang makan roti ini, dia akan hidup
selamanya (ayat 51); kalau kita tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,
kita tidak mempunyai hayat di dalam kita (ayat 53); orang yang makan daging-Nya
dan minum darah-Nya memiliki hayat kekal (ayat 54) dan tinggal di dalam Dia
(ayat 56); orang yang makan Dia juga akan hidup karena Dia (ayat 57), karena
yang "makan roti ini akan hidup selamanya" (ayat 58). Sesungguhnya,
perihal makan ditekankan dengan kuat dalam Yohanes 6. Makan Tuhan sebagai roti
hayat adalah berpesta makan Dia.
Yohanes
juga berbicara banyak tentang makan dalam Kitab Wahyu. Dalam Wahyu 2:7 Tuhan
Yesus berkata, "Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon hayat,
yang ada di Taman Firdaus Allah." Makan pohon hayat adalah menikmati
Kristus sebagai suplai hayat kita. Tujuan semula Allah adalah manusia harus
makan pohon hayat (Kej. 2:9, 16). Tetapi karena kejatuhan manusia, pohon hayat
ditutup bagi manusia (Kej. 3:22-24). Melalui penebusan Kristus, jalan untuk
menjamah pohon hayat, yang adalah Allah sendiri di dalam Kristus sebagai hayat
bagi manusia, telah dibuka kembali (Ibr. 10:19-20).
Ayat-ayat
dari Kitab Wahyu ini menyatakan bahwa Tuhan ingin memulihkan makan makanan yang
tepat oleh umat Allah seperti yang ditetapkan oleh Allah dan dilambangkan oleh
pohon hayat, manna, dan hasil tanah permai, semuanya ini adalah lambang dari
berbagai aspek Kristus sebagai makanan bagi kita. Dalam tulisan-tulisannya,
Yohanes menekankan dengan tegas kenikmatan yang kaya atas Kristus dengan
berpesta makan Dia.
No comments:
Post a Comment