Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 3:13-14
Doa baca: 2 Ptr. 3:13
Tetapi sesuai dengan
janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana
terdapat kebenaran.
Karena Surat ini membahas pemerintahan
Allah, akhirnya Surat ini mengatakan kepada kita bahwa akan ada satu alam
semesta yang baru di mana kebenaran akan berhuni (3:13). Ini menunjukkan bahwa
segala sesuatu sepenuhnya akan berada di bawah pemerintahan Allah. Tidak akan
ada yang salah; tidak akan ada yang tidak adil atau tidak benar. Dengan
demikian, tidak akan perlu ada suatu penghakiman pemerintahan Allah lagi.
Setelah semua benda materi dilenyapkan,
janji Allah yang adalah perkataan kekal-Nya akan tetap ada bagi umat
tebusan-Nya sebagai sandaran dan pijakan mereka dengan pengharapan akan alam
semesta yang baru. Kita tidak seharusnya menaruh pengharapan kita pada
unsur-unsur yang kelihatan, tetapi pada apa yang dijanjikan firman Allah
mengenai nasib kita, yaitu langit baru dan bumi baru, yang belum pernah kita
lihat.
Kebenaran adalah faktor utama yang
menjadi dasar pelaksanaan penghakiman pemerintahan Allah atas semua makhluk
dalam ciptaan lama-Nya. Karena itu, dalam kedua kitab tentang pemerintahan
Allah ini, kebenaran ditekankan berulang-ulang (1 Ptr. 2:23-24; 3:12, 14; 4:18;
2 Ptr. 1:1; 2:5, 7-8, 21; 3:13). Kebenaran ini akan tinggal dalam langit baru
dan bumi baru, menjenuhi alam semesta Allah yang baru, dengan menang mempertahankannya
secara mutlak di bawah urutan kebenaran Allah, sehingga tidak perlu ada
penghakiman lagi.
Dalam ayat 14 Petrus selanjutnya
mengatakan, "Sebab itu,
Saudara-saudaraku yang terkasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus
berusaha, supaya kamu didapati-Nya tidak bercacat dan tidak bernoda di
hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia." Perdamaian adalah buah kebenaran
(Ibr. 12:11; Yes. 32:17). Dalam 3:14 Petrus menasihati kita untuk didapatkan
oleh Tuhan di dalam perdamaian "tidak
bercacat dan tidak bernoda". Para bidah yang meninggalkan jalan yang
lurus dan mengikuti jalan kefasikan (2:15), adalah cacat dan noda di antara
kaum beriman (2:13); tetapi kaum beriman yang menuntut hidup dalam perdamaian
di dalam pemerintahan Allah seharusnya tanpa cacat dan tanpa noda, seperti
Tuhan, Sang Anak Domba yang tak bercacat dan tak bernoda (1 Ptr. 1:19).
Supaya siap bagi penghakiman yang akan datang, kita tidak
seharusnya hanya didapatkan dalam perdamaian, tetapi kita juga harus
diselamatkan dari kebinasaan. Para
pengejek menganggap kesabaran Allah terhadap kaum beriman sebagai penundaan,
kelambatan, kekendoran (ayat 9). Ini adalah penyimpangan mereka terhadap firman
Tuhan yang diucapkan oleh para nabi dalam Kitab Suci dan oleh para rasul dalam
pengajaran-pengajaran mereka. Karena itu, Petrus menyuruh kaum beriman untuk
menganggap kesabaran Tuhan sebagai kesempatan untuk beroleh selamat, dan
bukannya penundaan, tidak memutarbalikkan nubuat-nubuat para nabi atau
pengajaran-pengajaran para rasul (termasuk pengajaran Petrus dan pengajaran
Paulus), agar mereka tidak dihakimi untuk dibinasakan pada waktu kedatangan
Tuhan kelak, seperti yang akan terjadi pada para bidah. Dengan melakukan
demikian dan menuntut untuk didapatkan oleh Tuhan dalam perdamaian dengan tak bercacat
dan tak bernoda, kaum beriman mempersiapkan dirinya sendiri untuk kedatangan
Tuhan dengan penghakiman-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 13
No comments:
Post a Comment