Hitstat

03 December 2015

Ibrani - Minggu 28 Kamis



Pembacaan Alkitab: Ibr. 13:8-15


Dengan melihat susunan perabotan tabernakel, kita dapat nampak bagaimana Kristus sebagai jalan dan perlombaan, dan bagaimana satu perlombaan berubah menjadi banyak jalan. Seperti telah kita ketahui, mezbah dan bejana pembasuhan berada di pelataran luar; meja roti sajian, kaki pelita, dan mezbah pembakaran ukupan ada dalam tempat kudus; sedang tabut kesaksian dengan buli‑buli emas, tongkat yang bertunas, dan batu loh kesaksian, berada dalam tempat maha kudus. Mezbah, bejana pembasuhan, mezbah pembakaran ukupan, dan tabut membentuk sebuah garis bujur, sedang meja roti sajian dan kaki pelita membentuk sebuah garis lintang. Kedua garis itu membentuk salib. Setiap benda itu melambangkan satu aspek dari Kristus.

Perhatikanlah pengalaman seorang dosa yang datang kepada Kristus. Pertama‑tama ia datang ke mezbah di mana ia berlutut, mengaku dosa, dan menerima Kristus sebagai Pengganti, Penebus, dan Juruselamat. Di mezbah ini ia mulai menikmati Kristus. Setelah menikmati Kristus di mezbah, Ia menuju ke bejana pembasuhan yang menandakan Sang Penebus ini telah menjadi Roh pemberi‑hayat (1 Kor. 15:45b; 2 Kor. 3:17); di situ ia mengalami pembasuhan air hayat. Pembasuhan air dalam bejana pembasuhan berbeda dengan pembasuhan darah di mezbah. Kalau darah di mezbah membasuh dosa‑dosa kita, maka air di bejana pembasuhan membasuh kecemaran bumiah.

Banyak orang Kristen selalu mondar‑mandir di antara mezbah dan bejana pembasuhan, tetapi kita perlu menempuh jalan lurus memasuki tempat kudus. Setelah itu kita berbelok ke kanan ke meja roti sajian, di sana kita menikmati Kristus sebagai roti hayat. Sesudah mendapatkan perawatan dari Kristus di meja roti sajian, kita harus berbalik badan dan menempuh jalan lurus menuju kaki pelita. Di kaki pelita ini kita menerima penerangan dari terang hayat (Yoh. 1:4), yakni terang yang berasal dari perawatan Kristus. Dari kaki pelita kita berbalik ke belakang lagi menuju ke garis tengah dan membelok ke kiri ke mezbah pembakaran ukupan untuk menikmati Kristus dalam kebangkitan sebagai wangi-wangian, yang olehnya kita diperkenan Allah. Pengalaman atas mezbah pembakaran ukupan ini selanjutnya membawa kita langsung ke tempat maha kudus. Bila kita berada di tempat maha kudus, barulah kita berada dalam kemuliaan Allah. Tetapi kita tidak boleh berhenti di sini. Kita harus maju terus untuk mengalami seluruh isi tabut itu, yakni mendapatkan perawatan Kristus sebagai manna yang tersembunyi, berbagian atas Kristus sebagai tongkat yang bertunas, dan mengalami operasi hukum hayat. Operasi hukum hayat akan membuat kita menjadi reproduksi korporat model standar Allah, untuk penggenapan kehendak Allah yang kekal. Jalan‑jalan dari mezbah di pelataran luar sampai ke tabut dalam tempat maha kudus semua adalah jalan kita untuk menggenapkan ekonomi Allah dan menikmati hak kesulungan. Pada akhirnya, itulah jalan menuju kesempurnaan, pemuliaan, dan kenikmatan penuh atas diri Allah. Semua yang kita butuhkan terdapat di jalan ini.

Begitu kita berada di jalan ini, janganlah kita bimbang dan ragu. Kita harus berlari dalam perlombaan, melupakan agama Yahudi, kekristenan, dan segala agama lainnya. Begitu kita mulai berlari, jalan ini segera berubah menjadi perlombaan yang terdiri dari banyak jalan, yaitu jalan dari mezbah ke bejana. pembasuhan, jalan dari bejana pembasuhan ke meja roti sajian, jalan dari meja roti sajian ke kaki pelita, jalan dari kaki pelita ke mezbah pembakaran ukupan, jalan dari mezbah pembakaran ukupan ke tabut ‑ jalan‑jalan ini membentuk sebuah jalan Allah yang unik.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 56

No comments: