Hitstat

11 December 2015

Ibrani - Minggu 29 Jumat



Pembacaan Alkitab: Kel. 16:14, 15, 31


Manna yang dimakan bani Israel di padang gurun berbeda dengan makanan lain yang diketahui mereka, sebab manna tidak seperti makanan apa pun di bumi ini. Ketika bani Israel melihatnya, mereka bertanya, "Apakah ini?" Dalam Bilangan 11 kita melihat suatu perbandingan antara manna dengan makanan‑makanan yang dikenal bani Israel (ay. 5-6). Di sini kita lihat ada bawang prei, bawang merah, dan bawang putih. Walau bani Israel mengerti semuanya ini, tetapi mereka tidak mengerti apakah manna itu. Baik warna, bentuk, rupa, rasa, dan aspek lainnya sama sekali tidak sama dengan benda‑benda yang pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka hanya dapat bertanya‑tanya, "Apakah ini?" Tidak ada perkataan manusia dapat menerangkan manna itu apa. Manna adalah manna. Manna ialah "apakah ini?"

Manna adalah lambang Kristus. Apakah Kristus? Kristus ialah "apakah ini"! Dia luar biasa. Karena demikian luar biasanya, sehingga Ia tidak dapat disejajarkan dengan apa pun.

Marilah kita melihat berbagai aspek manna dalam Perjanjian Lama. Manna selalu turun pada pagi buta bersama embun (Bil 11:9). Apakah arti embun? Dalam Alkitab, embun melambangkan kunjungan Allah yang beranugerah dari surga kepada kita (Mzm. 133:3). Ketika Allah laksana anugerah dari surga datang mengunjungi kita, Ia mirip dengan embun, mustika dan mendiris. Manna selalu turun bersama embun, melambangkan Kristus, manna kita hari ini, selalu datang bersama anugerah, bersama kunjungan Allah yang beranugerah dari surga. Bila kita menjamah Kristus sebagai suplai hayat, kita merasa dengan mendalam bahwa surga telah mendatangi kita secara lembut dan menyegarkan. Pendirisan yang demikian sangat merata, sehingga tidak meresahkan, melainkan menyegarkan. Ketika menikmati dan menyentuh Kristus sebagai manna kita, kita akan merasa surga telah turun mengunjungi kita, sambil mendiris dan menyegarkan kita.

Keluaran 16:14 melukiskan manna itu "sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, (berbentuk bundar), halus seperti embun beku di bumi". Manna itu halus; tetapi Alkitab tidak memberi tahu kita tentang ukurannya. Kita tidak dapat mengatakan ukuran Kristus. Kristus kita tidak berukuran, tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada Dia, dan tidak ada sesuatu yang lebih besar daripada Dia. Dialah yang terkecil, juga yang terbesar. Tidak ada sesuatu pun yang dapat melampaui Dia. Siapa yang dapat mengukur kebesaran atau kehalusan Kristus?

Manna pun dilukiskan seperti sisik, yakni berbentuk bundar (Kel. 16:14). Menurut perlambangan, ini melambangkan bahwa manna bersifat kekal, tanpa awal atau akhir. Kristus adalah makanan yang kekal, bersifat kekal untuk pemeliharaan kekal yang tidak terbatas. Siapa yang memakan Dia akan beroleh hayat kekal yang bersifat abadi dan akan beroleh perawatan kekal.

Manna juga seperti embun beku (Kel. 16:14) yang berupa benda antara embun dengan salju. Embun menyegarkan orang, tetapi embun beku lebih menyegarkan. Embun menyegarkan, namun tidak dapat membunuh kuman. Embun beku dapat membunuh kuman. Sebagai manna, Kristus tidak saja menyegarkan kita, Ia juga dapat membunuh semua hal negatif di dalam kita. Ketika kita mengalami Kristus sebagai suplai, kita merasa surga turun mengunjungi dan mendiris kita. Sementara kita disegarkan dan didiris, kita juga merasa hal‑hal negatif di dalam kita, seperti sikap kita yang negatif, terbunuh.

Manna di padang gurun berwarna putih (Kel. 16:31). Ini berarti manna itu bersih dan murni. Manna adalah makanan yang paling murni. Semakin kita makan Kristus sebagai manna kita, kita akan semakin diputih‑ber­sihkan. Menjadi putih berarti sama sekali tanpa cacat. Bila kita terus makan Kristus, semua cacat atau noda kita akan dilenyapkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 58

No comments: