Hitstat

17 December 2015

Ibrani - Minggu 30 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kel. 16:33


Dalam berita ini kita akan melihat beberapa prinsip tentang makanan rohani. Masalah memakan makanan rohani sepenuhnya tergantung pada jarak antara kita dengan Tuhan. Jarak inilah yang menentukan berapa banyak makanan rohani yang bisa kita makan. Kalau kita berada jauh sekali dari Tuhan, kita tidak bisa memakan makanan rohani apa pun. Ketika bani Israel berada di Mesir, mereka tidak bisa memakan manna, sebab manna adalah makanan rohani bagi umat Allah di padang gurun. Orang‑orang yang berada di padang gurun lebih dekat kepada Allah daripada mereka yang tinggal di Mesir. Kalau ada orang ingin memakan makanan rohani, manna surgawi, ia harus meninggalkan Mesir dan pergi ke padang gurun. Walaupun seorang Israel sudah berada di padang gurun, ia masih harus berada dekat perkemahan orang Israel, barulah bisa mendapatkan manna. Siapa yang ingin memakan manna, wajiblah berkemah bersama bani Israel. Dari hal ini kita nampak betapa pentingnya masalah jarak antara kita dengan Tuhan dalam menikmati makanan rohani.

Manna turun di sekitar perkemahan, dan hanya mereka yang telah keluar dari Mesir serta berkemah bersama umat Allah baru mempunyai hak menikmatinya. Setelah bani Israel menikmati manna, Allah lalu memerintahkan mereka mempersembahkan segomer manna itu kepada‑Nya (Kel. 16:33). Apakah manna yang tersembunyi? Manna yang tersembunyi tidak lain adalah bagian manna yang terbaik yang diberikan oleh Allah dan yang kemudian dipersembahkan kembali kepada Allah. Itulah bagian manna yang khusus. Begitu manna ini dipersembahkan kepada Allah, ia bukan lagi manna yang terbuka, tetapi telah menjadi manna yang tersembunyi, sebab setelah dipersembahkan kepada Allah, manna ini ditaruh dalam sebuah buli‑buli emas dan ditempatkan di dalam tabut di tempat maha kudus dalam Kemah Pertemuan. Dengan demikian, bagian manna yang top ini menjadi manna yang tersembunyi.

Dalam berita ini saya tidak bermaksud menjelaskan apakah manna yang tersembunyi itu. Namun saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan: Seberapa dekat Anda dengan Tuhan? Apakah masih ada suatu jarak antara Anda dengan Dia? Jika masih ada, Anda hanya bisa menikmati manna yang terbuka, tidak bisa memakan manna yang tersembunyi. Kalau kita ingin memakan manna yang tersembunyi, antara kita dengan Tuhan haruslah tidak ada jarak. Masalah jarak ini benar‑benar menyingkapkan keadaan kita. Walaupun kita tidak mengerti apakah manna yang tersembunyi itu, tetapi kita mengetahui seberapa jauh kita dengan Tuhan. Di manakah Anda berada? Apakah Anda masih berada di Mesir? Apakah Anda berada di padang gurun atau di jalan yang berhadapan dengan Kemah Pertemuan? Apakah Anda berada di pelataran luar, di tempat kudus, atau di tempat maha kudus? Kalau kita jujur, beberapa orang akan mengaku bahwa dirinya berada di pelataran luar hidup gereja. Dalam hidup gereja pun ada tiga bagian: bagian pelataran luar, bagian tempat kudus, dan bagian tempat maha kudus. Bahkan di tempat kudus pun ada beberapa bagian yang kecil. Jika Anda berada di pelataran luar atau di tempat kudus hidup gereja, Anda tidak bisa menjamah manna yang tersembunyi. Anda hanya bisa memakan kurban‑kurban di mezbah atau roti sajian di atas meja. Anda tetap tidak berada dalam tempat di mana manna yang tersembunyi itu berada.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 60

No comments: