Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:51, 53; Why. 2:17
Kalau kita ingin mengerti apa artinya
manna yang tersembunyi, yaitu manna yang tersimpan dalam buli‑buli emas,
terlebih dulu kita harus memahami satu konsepsi dasar dalam Alkitab. Setelah
Allah menciptakan manusia, Ia tidak berbuat apa‑apa bagi manusia, juga tidak
menyuruh manusia melakukan sesuatu bagi‑Nya. Menurut Kejadian 1 dan 2,
permintaan dasar Allah terhadap manusia untuk hidup di hadapan‑Nya ialah
manusia harus makan dengan tepat. Hal yang terpenting di hadapan Allah ialah
apa yang kita makan dan cara kita makan. Karena itu, dalam Alkitab, makan merupakan
satu konsepsi dasar dalam hubungan kita dengan Allah. Allah telah menciptakan
segala sesuatu, termasuk manusia. Jika Allah dapat menjadikan langit, bumi, dan
segala sesuatu, apa lagi yang mustahil bagi‑Nya? Ia dapat melakukan segala
sesuatu dengan mudah. Sebenarnya, Allah bahkan tidak perlu berbuat apa‑apa,
sebab asalkan Ia berfirman, maka jadilah apa yang dikehendaki‑Nya. Akan tetapi,
ada satu hal yang tidak dapat Ia
lakukan, yakni Ia tidak dapat makan untuk kita. Walaupun seorang ibu dapat
melakukan banyak hal bagi anak‑anaknya, tetapi ia tidak dapat makan untuk
mereka; anak‑anak itu harus makan sendiri. Tentang hubungan kita dengan Allah,
prinsipnya yang mendasar ialah makan dengan tepat.
Dalam Kejadian 2 kita nampak bahwa
bagi manusia, makan adalah masalah pohon hayat. Setelah manusia jatuh, Allah
datang menebusnya. Tetapi ketika Allah melaksanakan penebusan dalam Keluaran
12, makan berubah menjadi tidak hanya mencakup satu hal yakni pohon hayat saja.
Makan tidak lagi hanya agar mendapatkan suplai hayat saja, melainkan juga
berkaitan dengan penebusan. Karena itu dalam Keluaran 12 bani Israel disuruh
memakan anak domba. Pohon hayat adalah hayat nabati (tumbuh-tumbuhan), dan anak
domba ialah hayat hewani; pohon tidak berdarah, tetapi anak domba berdarah.
Dalam Alkitab, darah adalah bagi penebusan. Ketika bani Israel keluar dari
Mesir, mereka mengoleskan darah, agar dapat ditebus, juga memakan anak domba,
agar beroleh suplai hayat. Dalam masa pertama, makan hanya untuk suplai hayat
manusia, tetapi dalam masa kedua, makan bukan hanya untuk suplai hayat, tetapi
juga untuk penebusan.
Seluruh Surat Ibrani berfokus pada Kristus
sebagai Minister surgawi berikut imamat‑Nya yang rajani dan ilahi. Sebagai
Minister surgawi, tanggung jawab utama‑Nya adalah melayankan Allah Tritunggal
ke dalam kita sebagai suplai kita. Surat Ibrani memanggil kita datang ke tempat
maha kudus, ke takhta anugerah, dan kepada Allah. Di tempat maha kudus kita
berkumpul mengelilingi takhta anugerah untuk beroleh suplai hayat. Di sini kita
menikmati Kristus sebagai Melkisedek kita yang melayani kita dengan roti dan
anggur sebagai suplai hayat. Kitab Ibrani membawa kita dari pelataran luar ke tempat
maha kudus, di mana terdapat satu hal yang unik ‑ tabut kesaksian, yang
mewakili Kristus. Dalam tempat maha kudus tidak ada benda lain, kecuali Kristus
Sang almuhit. Menurut penampilan lahirnya, Ia hanya satu benda, yakni tabut
kesaksian. Tetapi ketika kita mengalami‑Nya sebagai tabut, kita nampak Ia bukan
hanya satu benda unik, melainkan tiga benda ‑ buli‑buli emas
yang berisi manna, tongkat yang bertunas, dan hukum hayat.
Ketika kita menjamah benda yang
pertama, yaitu buli-buli emas yang berisi manna, kita menemukan sesuatu yang
lebih dalam. Untuk mencapai manna, kita perlu melalui empat penutup: penutup
Kemah Pertemuan, penutup tempat maha kudus, penutup tabut kesaksian, dan
penutup buli‑buli emas. Ketika kita menjamah benda ini, barulah kita benar‑benar
sampai di rumah. Kemah Pertemuan untuk tempat maha kudus, tempat maha kudus
untuk tabut, tabut untuk buli‑buli emas, dan buli‑buli emas untuk manna yang
tersembunyi. Dalam Wahyu 2:17 Tuhan Yesus berkata, "Siapa yang menang,
kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi." Di manakah
manna yang tersembunyi itu? Di dalam buli‑buli emas, yaitu di tabut di tempat
maha kudus. Jadi manna yang tersembunyi adalah inti utama,‑ yaitu inti hidup
dalam semua inti.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 58
No comments:
Post a Comment