Hitstat

10 December 2015

Ibrani - Minggu 29 Kamis



Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:51, 53; Why. 2:17


Kalau kita ingin mengerti apa artinya manna yang tersembunyi, yaitu manna yang tersimpan dalam buli‑buli emas, terlebih dulu kita harus memahami satu konsepsi dasar dalam Alkitab. Setelah Allah menciptakan manusia, Ia tidak berbuat apa‑apa bagi manusia, juga tidak menyuruh manusia melakukan sesuatu bagi‑Nya. Menurut Kejadian 1 dan 2, permintaan dasar Allah terhadap manusia untuk hidup di hadapan‑Nya ialah manusia harus makan dengan tepat. Hal yang terpenting di hadapan Allah ialah apa yang kita makan dan cara kita makan. Karena itu, dalam Alkitab, makan merupakan satu konsepsi dasar dalam hubungan kita dengan Allah. Allah telah menciptakan segala sesuatu, termasuk manusia. Jika Allah dapat menjadikan langit, bumi, dan segala sesuatu, apa lagi yang mustahil bagi‑Nya? Ia dapat melakukan segala sesuatu dengan mudah. Sebenarnya, Allah bahkan tidak perlu berbuat apa‑apa, sebab asalkan Ia berfirman, maka jadilah apa yang dikehendaki‑Nya. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak dapat Ia lakukan, yakni Ia tidak dapat makan untuk kita. Walaupun seorang ibu dapat melakukan banyak hal bagi anak‑anaknya, tetapi ia tidak dapat makan untuk mereka; anak‑anak itu harus makan sendiri. Tentang hubungan kita dengan Allah, prinsipnya yang mendasar ialah makan dengan tepat.

Dalam Kejadian 2 kita nampak bahwa bagi manusia, makan adalah masalah pohon hayat. Setelah manusia jatuh, Allah datang menebusnya. Tetapi ketika Allah melaksanakan penebusan dalam Keluaran 12, makan berubah menjadi tidak hanya mencakup satu hal yakni pohon hayat saja. Makan tidak lagi hanya agar mendapatkan suplai hayat saja, melainkan juga berkaitan dengan penebusan. Karena itu dalam Keluaran 12 bani Israel disuruh memakan anak domba. Pohon hayat adalah hayat nabati (tumbuh-tumbuhan), dan anak domba ialah hayat hewani; pohon tidak berdarah, tetapi anak domba berdarah. Dalam Alkitab, darah adalah bagi penebusan. Ketika bani Israel keluar dari Mesir, mereka mengoleskan darah, agar dapat ditebus, juga memakan anak domba, agar beroleh suplai hayat. Dalam masa pertama, makan hanya untuk suplai hayat manusia, tetapi dalam masa kedua, makan bukan hanya untuk suplai hayat, tetapi juga untuk penebusan.

Seluruh Surat Ibrani berfokus pada Kristus sebagai Minister surgawi berikut imamat‑Nya yang rajani dan ilahi. Sebagai Minister surgawi, tanggung jawab utama‑Nya adalah melayankan Allah Tritunggal ke dalam kita sebagai suplai kita. Surat Ibrani memanggil kita datang ke tempat maha kudus, ke takhta anugerah, dan kepada Allah. Di tempat maha kudus kita berkumpul mengelilingi takhta anugerah untuk beroleh suplai hayat. Di sini kita menikmati Kristus sebagai Melkisedek kita yang melayani kita dengan roti dan anggur sebagai suplai hayat. Kitab Ibrani membawa kita dari pelataran luar ke tempat maha kudus, di mana terdapat satu hal yang unik ‑ tabut kesaksian, yang mewakili Kristus. Dalam tempat maha kudus tidak ada benda lain, kecuali Kristus Sang almuhit. Menurut penampilan lahirnya, Ia hanya satu benda, yakni tabut kesaksian. Tetapi ketika kita mengalami‑Nya sebagai tabut, kita nampak Ia bukan hanya satu benda unik, melainkan tiga benda ‑ buli‑buli emas yang berisi manna, tongkat yang bertunas, dan hukum hayat.

Ketika kita menjamah benda yang pertama, yaitu buli-buli emas yang berisi manna, kita menemukan sesuatu yang lebih dalam. Untuk mencapai manna, kita perlu melalui empat penutup: penutup Kemah Pertemuan, penutup tempat maha kudus, penutup tabut kesaksian, dan penutup buli‑buli emas. Ketika kita menjamah benda ini, barulah kita benar‑benar sampai di rumah. Kemah Pertemuan untuk tempat maha kudus, tempat maha kudus untuk tabut, tabut untuk buli‑buli emas, dan buli‑buli emas untuk manna yang tersembunyi. Dalam Wahyu 2:17 Tuhan Yesus berkata, "Siapa yang menang, kepadanya akan Kuberikan dari man­na yang tersembunyi." Di manakah manna yang tersembunyi itu? Di dalam buli‑buli emas, yaitu di tabut di tempat maha kudus. Jadi manna yang tersembunyi adalah inti utama,‑ yaitu inti hidup dalam semua inti.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 58

No comments: