Pembacaan Alkitab: Bil. 17:2, 5
Perjalanan di padang gurun merupakan
suatu ujian bagi bani Israel. Ketika Tuhan mengutus Musa pergi kepada bani
Israel, Ia mengatakan kepadanya untuk berbicara kepada umat itu bagi diri‑Nya,
demikian: "Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di
Mesir ... ke suatu negeri yang berlimpah‑limpah susu dan madunya" (Kel.
3:17). Tetapi dikarenakan ketidakpercayaan, yang tercatat dalam Bilangan 14,
mereka tidak dapat memasukinya. Akhirnya, dalam Bilangan 16, pemberontak‑pemberontak
itu menyalahkan Musa dan Harun, bukan menyalahkan ketidakpercayaan mereka
sendiri, karena mereka tidak dapat masuk ke tanah permai. Anak‑anak durhaka ini
seolah‑olah berkata kepada Musa dan Harun, "Kalian berjanji akan membawa
kami ke negeri yang berlimpah‑limpah susu dan madunya, namun kalian tidak
menepatinya. Tidakkah kalian tahu bahwa negeri yang darinya kalian mengeluarkan
kami, justru suatu negeri yang berlimpah‑limpah susu dan madunya. Kalian tidak
menggenapi janji kalian."
Dalam Bilangan 17 Allah seolah‑olah berkata
kepada Musa, "Anak‑anak durhaka itu bertengkar denganmu soal kepemimpinan.
Beritahukanlah kepada mereka bahwa Aku akan berbuat sesuatu untuk menyatakan
masalah kepemimpinan ini, supaya mereka tahu siapa yang sebenarnya menjadi
pemimpin, dan supaya mulut mereka tertutup." Dalam Bilangan 17:2 Tuhan
berfirman kepada Musa, "Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah
mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin
mereka harus memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu
tuliskanlah nama setiap pemipin pada tongkatnya." Sebatang tongkat
ialah sebatang kayu yang mati dan kering; adalah kayu mati. Apakah guna tongkat
itu? Untuk menguasai orang lain. Tongkat kayu di sini berbeda dengan tongkat
penyangga. Sebuah tongkat penyangga ialah untuk menolong dan memapah orang yang
lemah dan cacat, yang sulit berdiri atau berjalan. Tetapi tongkat kayu di sini
bukan untuk memapah, melainkan untuk menguasai dan memukul.
Allah tidak berbantah‑bantah dengan
mereka, tetapi Ia seolah‑olah berkata kepada mereka, "Karena kalian
berbantah‑bantah tentang kepemimpinan, Aku minta kalian membawa tongkat kalian
dan menaruhnya di hadapan tabut kesaksian. Kalian mengira kalian memiliki
tongkat dan dapat menguasai orang lain, dan mengira Musa dan Harun meninggikan
diri untuk berkuasa. Kalian mengatakan bahwa karena kalian semua adalah umat
Allah, maka kalian mempunyai otoritas yang sama. Apakah kalian memiliki
otoritas? Setiap suku memiliki satu tongkat. Bawalah tongkat kalian kepada‑Ku
dan taruhlah di hadapan tabut kesaksian semalam, lihatlah apa yang akan
terjadi." Dalam Bilangan 17:5 Tuhan berkata, "Dan orang yang
Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan
sungut‑sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar
lagi. "
Kedua belas tongkat itu ditaruh di
hadapan Tuhan dalam kemah hukum (kesaksian) Allah (Bil. 17:7). Bilangan 17:8
menerangkan, "Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum
itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas,
mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam." Ini
menunjukkan bahwa kepemimpinan yang sejati, kuasa yang sejati, berada dalam
hayat yang bertunas. Hayat ini tidak saja bertunas, bahkan berkuntum, berbunga,
dan berbuah, sehingga kita dapat memberi makan orang lain, bukan untuk memukul
orang. Walaupun tongkat untuk penguasaan, tetapi penguasaan ini untuk memberi
makan, bukan untuk memukul.
Pohon badam adalah pohon yang pertama
berbunga dalam setahun, ia berbunga pada bulan Januari atau Februari. Buah
badam juga merupakan buah yang pertama masak. Ini melambangkan kebangkitan.
Jadi, tongkat yang bertunas, berbunga, dan berbuah melambangkan hayat
kebangkitan Kristus. Kepemimpinan di antara umat Allah seharusnya adalah
Kristus sendiri sebagai hayat kebangkitan yang bertunas, berbunga, dan
berbuahkan buah badam, untuk memberi makan umat Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 61
No comments:
Post a Comment