Pembacaan Alkitab: Ibr. 13:13
Jika kita menyelami kedalaman Surat
Ibrani, kita akan nampak bahwa seluruh kitab ini tercakup dalam dua hal ‑ masuk
ke belakang tirai (tabir) dan pergi ke luar perkemahan. Di belakang tirai
terdapat satu tempat yang unik ‑ tempat maha kudus. Di dalam tempat maha kudus
yang unik ini terdapat satu benda yang unik pula, yakni tabut kesaksian, yang
menjadi lambang yang penuh akan Kristus. Di dalam benda yang unik ini ada tiga
benda : manna yang tersembunyi, tongkat yang bertunas, dan loh hukum kesaksian,
yaitu hukum hayat yang menghasilkan ekspresi dan kesaksian Allah. Perkataan
yang singkat ini telah membuka satu ruang lingkup yang sangat luas, yang
menerangkan arti "masuk ke belakang tirai" itu. Berada
di belakang tirai berarti berada di dalam tempat maha kudus, di mana kita
beroleh bagian dalam Kristus, menikmati manna yang tersembunyi, tongkat yang
bertunas, dan hukum hayat yang menghasilkan ekspresi korporat Allah. Inilah
kegenapan kehendak kekal Allah.
Ibrani 13:13 menerangkan, "Karena
itu, marilah kita pergi kepada‑Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan‑Nya."
Baik dalam kitab ini maupun dalam perlambangan, perkemahan berarti organisasi
keagamaan yang bersifat insani dan bumiah. Kalau perkemahan menandakan
organisasi insani, maka kota menandakan ruang lingkup bumiah. Dalam Kitab
Ibrani, baik pintu gerbang maupun perkemahan semua menandakan agama Yahudi berikut
kedua aspeknya, yaitu bumiah dan insani. Agama merupakan organisasi insani dan
ruang lingkup bumiah, yang menjauhkan orang dari ekonomi Allah.
Surat Ibrani menyuruh dan mendesak
kita untuk maju ke depan menuju tempat maha kudus, yakni masuk ke belakang
tirai. Jalan untuk memasuki tempat maha kudus, jalan yang baru dan yang hidup,
telah terbuka. Karena itu, kitab ini mula‑mula menyuruh kita masuk ke dalam
tempat maha kudus, kemudian mengarahkan kita untuk pergi ke luar perkemahan.
Setiap orang yang telah pergi ke luar perkemahan telah lebih dulu mengalami apa
yang terdapat di belakang tirai. Misalkan, ketika Anda baru mulai datang
mengikuti sidang gereja, Anda masih belum pergi ke luar perkemahan. Anda hanya
datang ke belakang tirai dan mencicipinya saja. Tetapi setelah mencicipi, Anda
tertarik, terpikat, dan disuplai dengan kekuatan, sehingga Anda mampu pergi ke
luar perkemahan. Semakin banyak kita masuk ke belakang tirai, semakin banyak
pula kita pergi ke luar perkemahan.
Surat Ibrani pertama‑tama memperlihatkan
kepada kita bahwa Kristus yang surgawi berada di belakang tirai, di dalam
tempat maha kudus (6:19‑20). Di sana Ia menjadi Imam Besar kita (4:14; 7:26),
menjadi Minister (pelayan) surgawi (8:2) dan menjadi Pengantara perjanjian yang
baru (8:6; 9:15; 12:24). Sebagai Imam Besar kita, Ia di sana melakukan doa
syafaat bagi kita, dan menyuplaikan segala kekayaan Allah ke dalam kita.
Sebagai Minister surgawi, Ia sedang menunaikan jabatan‑Nya yang terhormat bagi
kita; dan sebagai Pengantara perjanjian yang baru, Ia sedang menerapkan semua
isi perjanjian yang baru bagi kenikmatan kita. Semua ini jauh lebih indah
daripada apa yang Ia perbuat bagi kita sewaktu berada dalam daging di bumi.
Sesudah memperlihatkan Kristus yang
surgawi di belakang tirai, Surat Ibrani mendorong kita untuk masuk ke belakang
tirai (10:19‑20, 22). Di belakang tirai, kita hanya bisa memandang kepada Dia
(12:2), dan dapat memperhatikan Dia (12:3; 3:1). Kita perlu langsung berkontak
dengan Dia. Karena Ia berada di belakang tirai, maka kita juga harus masuk ke
belakang tirai, baru kita dapat memandang Dia, memperhatikan Dia, dan
memikirkan Dia agar kita mendapatkan transfusi dan infusi‑Nya. Sudah tentu, hal
ini hanya dapat kita lakukan melalui menggunakan roh kita. Ketika kita
berpaling ke roh kita dan menggunakannya, kita. sudah masuk ke belakang tirai.
Di sini kita beroleh bagian dalam suplai surgawi dari Kristus yang surgawi,
diresapi dan dijenuhi dengan seluruh kekayaan ilahi, sehingga kita menjadi
reproduksi korporat Putra sulung Allah, untuk mengekspresikan Dia. Di sini kita
menerima anugerah dan dikuatkan agar kita dapat pergi ke luar perkemahan,
mengikuti Dia menempuh jalan salib.
No comments:
Post a Comment