Pembacaan Alkitab: Ibr. 9:4; 2 Ptr. 1:4; Why. 2:17
Dalam Perjanjian Lama ada dua kurban
yang khusus: kurban timangan, melambangkan Kristus yang telah bangkit; dan
kurban unjukan, melambangkan Kristus yang terangkat dan naik ke surga (Kel.
29:26‑28). Sepersepuluh dari persepuluhan yang dipersembahkan kepada Allah
untuk Harun, adalah kurban unjukan (Bil. 18:28). Ketika kita mengalami Kristus
di pelataran luar dan di tempat yang kudus, kita tidak saja menikmati Kristus
sebagai kurban timangan tetapi juga menikmati Kristus sebagai kurban unjukan;
tidak saja Kristus yang dibangkitkan, juga Kristus yang terangkat dan
ditinggikan. Ini berarti pada akhirnya kita akan berada dalam tempat maha
kudus, menikmati bagian Kristus yang khusus, yang tersembunyi di dalam Allah.
Wahyu 2:17 mengatakan bahwa Tuhan akan
memberi para pemenang manna yang tersembunyi sebagai makanan. Kolose 3:3
mengatakan bahwa hidup kita tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Manna
yang tersembunyi itu tersembunyi di dalam buli‑buli emas (Ibr. 9:4). Dalam
Alkitab, emas melambangkan sifat ilahi. Jadi, manna yang tersembunyi dalam buli‑buli
emas melambangkan bagian Kristus yang paling top tersembunyi dalam sifat ilahi.
Sifat ilahi terdapat dalam tabut, sedang tabut Justru adalah Kristus sendiri.
Hari ini tabut berada dalam roh kita, yang bersatu dengan tempat maha kudus. Di
dalam roh kita terdapat tempat maha kudus, di dalam tempat maha kudus terdapat
Kristus, yakni tabut itu; di dalam Kristus terdapat buli‑buli emas, yakni sifat
ilahi. Di dalam sifat ilahi ada manna yang tersembunyi. Manna yang tersembunyi adalah
Kristus sebagai makanan kita yang khusus yang tersembunyi dalam sifat ilahi.
Ketika kita berada di tempat di mana kita menjamah buli‑buli emas, kita mutlak
berada di luar dunia, diri kita sendiri, dan manusia alamiah kita. Kita
menjamah sifat ilahi, dan dalam sifat ilahi ini kita mengambil bagian atas
manna yang tersembunyi.
Ketika kita mengambil bagian dalam manna yang
tersembunyi, kita bukan mengalami Kristus di mezbah, juga bukan mengambil
bagian atas Kristus di meja roti sajian, melainkan menikmati Kristus yang ada
dalam buli‑buli emas dalam tabut. Di sini kita melampaul dunia dan setiap
situasi. Kita juga melampaui diri sendiri dan manusia alamiah kita; kita
menjamah dan menikmati sifat ilahi. Dua Petrus 1:4 mengatakan, "Dengan
jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji‑janji yang berharga dan
sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat (sifat)
ilahi." Kecuali kita menjamah buli-buli emas, kita sulit mengambil
bagian dalam kodrat (sifat) ilahi. Sifat ilahi di sini berada dalam tabut
bersama buli-buli emas. Dalam buli‑buli emas, yaitu dalam sifat ilahi, ada
manna yang tersembunyi sebagai bagian yang khusus untuk kenikmatan kita. Di
sinilah kita menikmati Kristus yang tersembunyi; Kristus yang tersembunyi di
dalam Allah bersama kita, dan Kristus yang dengan‑Nya kita bersembunyi di dalam
Allah. Kristus yang tersembunyi dalam Allah itulah manna yang tersembunyi dalam
buli‑buli emas. Kristus di sini adalah manna yang tersembunyi, dan kita juga
tersembunyi bersama‑Nya dalam sifat ilahi.
Setiap orang yang masuk ke dalam
tempat maha kudus, pastilah bersama Imam Besar kita. Kristus berada dalam
tempat maha kudus, maka kita juga harus berada di situ. Kita tidak seharusnya
hanya menjadi imam di pelataran luar atau di dalam tempat kudus; kita juga
harus menjadi imam di mana buli‑buli emas berada, yakni di tempat maha kudus.
Jika kita ingin berada di tempat ini, kita harus melampaui dunia dan setiap
macam situasi, kita juga harus bebas dari gangguan orang. Kadang‑kadang kita
merasa jengkel oleh sepatah kata yang tidak enak, bahkan ada orang yang
tersinggung sedemikian rupa sehingga tidak dapat tidur nyenyak berbulan‑bulan
lamanya. Jika kita terganggu sedemikian, berarti kita terpisah jauh dari roh
kita, dan karenanya kita sulit berada di tempat maha kudus. Tetapi jika kita
dapat melampaui segala situasi, entah itu baik atau buruk, menyenangkan atau
menjengkelkan, barulah kita dapat menjamah tabut dan buli‑buli emas di dalam
roh kita. Bila kita ingin berbagian dalam manna yang tersembunyi, kita harus
senantiasa berada dalam roh, dan menjamah sifat ilahi. Semoga kita semua maju
ke depan, masuk ke dalam pengalaman yang sedemikian ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 59
No comments:
Post a Comment