Hitstat

12 December 2015

Ibrani - Minggu 29 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Bil. 11:7, 8


Manna dapat dimakan seperti roti (Kel. 16:15), kue (roti bundar, Bil. 11:8), atau biskuit tipis (kue madu, Kel.16:31). Sebagai manna kita, Kristus memiliki aneka aspek dan merawat kita dalam berbagai cara. Ketika kita memakan Dia sebagai manna, kadang‑kadang rasa‑Nya seperti roti, kadang‑kadang seperti kue atau seperti biskuit tipis, yang mudah dimakan dan dicerna.

Manna juga seperti ketumbar (Kel. 16:31; Bil. 11:7). Makanan ini adalah biji‑bijian. Ketika kita memakan Kristus, di dalam kita Ia seperti sebuah biji. Biji ketumbar sangat kecil, tidak seperti jagung. Biji adalah sesuatu yang mengandung hayat, yang membawa unsur hayat ke dalam kita. Sebagai biji yang demikian, Kristus akan bertumbuh di dalam kita.

Keluaran 16:31 mengatakan, rasa manna seperti biskuit tipis yang dibubuhi madu. Madu itu manis, berasal dari dua macam hayat, hayat hewani dan hayat nabati. Lebah madu yang menghasilkan madu mendapat suplai dari bunga‑bunga, yaitu dari hayat nabati. Sebagai manna kita, Kristus memiliki unsur perbauran hayat hewani dan nabati dan menjadi makanan yang manis dan bergizi.

Bilangan 11:8 mengatakan bahwa manna "rasanya seperti minyak yang baru" (Tl.) Minyak melambangkan Roh Kudus. Ketika kita memakan Kristus sebagai manna kita, kita pun mengecap Roh Allah. Minyak di sini adalah minyak baru, berarti ketika menikmati Kristus sebagai manna, Roh yang kita kecap selalu segar. Kristus sebagai manna kita, rasa‑Nya seperti minyak baru yang mengandung rasa dan gizi madu.

Menurut bahasa Ibrani, Bilangan 11:7 mengatakan, "Adapun manna itu seperti ketumbar dan matanya seperti mata damar bedolah" (TI.) Damar bedolah ialah suatu mutiara yang berasal dari getah pohon, yang sangat mirip dengan mutiara dari tiram. Warna manna adalah warna damar bedolah. Manna itu bermata, sebab coraknya mirip dengan sebuah mata. Memang sebuah mutiara mirip dengan sebuah mata. Kalau Anda meneliti sebuah mutiara, Anda akan merasa bahwa ia persis sebuah bola mata. Dengan kata lain, corak dan warna damar bedolah laksana sebuah mata.

Mata berarti tembus cahaya. Seluruh tubuh kita tidak tembus cahaya kecuali mata kita. Kalau kita tidak memiliki Kristus, kita tidak ada mata, dan kita akan buram sama sekali. Ketika kita diselamatkan, kita mulai tembus cahaya. Kini, semakin kita menikmati Kristus, kita semakin tembus cahaya. Namun, orang yang tidak menikmati Tuhan, ia buram sama sekali. Kalau Anda tinggal bersama empat orang yang demikian, Anda akan merasa seperti di dalam sel bawah tanah yang dikelilingi dinding yang buram. Tetapi kalau Anda dikelilingi oleh beberapa orang yang mengasihi Tuhan dan makan Dia, Anda akan merasa segalanya tembus cahaya. Sebagai manna, Kristus itu tembus cahaya. Ketika kita memakan Dia, kita memakan mata dan kita menjadi tembus cahaya.

Akhirnya, sebagai manna, Kristus itu tidak ada ketentuan (peraturan—Bil. 11:8). Tetapi hampir setiap orang Kristen itu memiliki ketentuan. Bila Anda mengalami Kristus dengan cara tertentu, Anda lalu membuat cara itu menjadi suatu ketentuan. Namun, Kristus akan berkata, "Bagimu Aku digiling halus. Tetapi orang lain lebih senang menumbuk Aku. Aku merasa cukup baik kalau Aku ditumbuk secara demikian. Masih ada lagi orang yang memasak Aku dan memanggang‑Ku dalam oven. Aku pun merasa baik kalau Aku diperlakukan begitu. Mengapa kamu demikian picik dan kaku?" Alangkah indahnya catatan yang kita jumpai dalam Alkitab mengenai manna. Kalau orang lain bertanya kepada kita, apakah ini?, kita hanya dapat mengatakan, "Inilah manna." Ia turun bersama embun dan serupa embun beku di tanah. Ia halus, bundar, putih, seperti ketumbar, ia dapat dimakan seperti roti, kue, atau biskuit tipis; rasanya seperti madu dan minyak baru. Rupanya seperti mata. Kita perlu memakan mata ini lebih banyak, agar kita memiliki daya penglihatan yang tembus cahaya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 58

No comments: