Pembacaan Alkitab: Ibr. 13:20-21
Jika kita ingin masuk ke belakang
tirai, kita harus masuk ke dalam roh kita (4:12). Berada di belakang tirai
berarti berada dalam roh kita, pergi ke luar perkemahan berarti meninggalkan
segala hal milik agama. Kita tidak boleh menetap dalam perkemahan yang mana
pun, tetapi harus masuk ke dalam roh kita. Jika kita menetap di dalam
perkemahan agama, berarti kita tetap berkemah di luar roh Anda. Namun, kini
kita tidak lagi berkemah, sebab kita telah berada di dalam tempat maha kudus.
Penulis seolah‑olah berkata kepada kaum beriman Ibrani, "Saudara-saudara,
keluarlah segera dari pintu perkemahan pikiran, dan masuklah ke dalam roh
kalian!" Hari ini kita juga harus berlatih untuk membawa seluruh diri kita
ke dalam roh. Kita tidak boleh tetap berada dalam perkemahan mentalitas kita,
sebab mentalitas itu bersifat agamis. Sekali demi sekali kita perlu masuk ke
belakang tirai melalui masuk ke dalam roh.
Ekonomi Allah adalah menyalurkan Allah
Tritunggal ke dalam diri kita. Ini akan membangun Tubuh Kristus, menghasilkan bahan‑bahan untuk
pembangunan gereja. Semua ini terjadi dalam tempat maha kudus di belakang
tirai, yang bersatu dengan roh kita. Betapa bedanya hal ini dengan agama! Bila kita
mengalami Kristus secara batiniah seperti ini, kita akan nampak betapa banyak
unsur perkemahan agamis yang masih terkandung dalam darah kita. Dengan
sendirinya kita akan membenci unsur agamis, dan membenci pula diri kita yang
senang berkemah itu. Kita semua perlu masuk ke belakang tirai, agar Tuhan
membawa kita ke dalam pengertian yang sedemikian.
Bila kita masuk ke belakang tirai
melalui masuk ke dalam roh kita, kita akan mengecap kemanisan Kristus yang
surgawi, sehingga kita mampu pergi ke luar perkemahan, meninggalkan bumi dan
kasih bumiah. Ketika kita. menetap di belakang tirai, roh kita akan dipenuhi
dengan kemuliaan Kristus yang surgawi, sehingga hati kita dapat dibebaskan dari
pengekangan kpnikmatan bumiah di luar perkemahan. Tidak hanya demikian, di
belakang tirai kita dapat memandang Kristus yang telah dimuliakan, sehingga
kita tertarik mengikuti Kristus yang menderita sengsara di luar perkemahan.
Memandang wajah‑Nya di surga, akan memungkinkan kita mengikuti jejak‑Nya di
bumi. Ketika kita masuk ke belakang tirai, kita akan diinfus dengan kuasa
kebangkitan (Flp. 3:10), supaya kita diperkuat untuk menempuh jalan salib di
luar perkemahan. Kita juga mengambil bagian dalam ministri Kristus yang
surgawi, agar kita diperlengkapi untuk menyuplaikan‑Nya kepada roh‑roh yang
dahaga di luar perkemahan. Di sini kita menikmati berkat Tuhan yang terindah,
sehingga kita diperkaya dan dapat memenuhi keperluan orang‑orang di luar
perkemahan.
Melalui masuk ke belakang tirai dan
pergi ke luar perkemahan, kita akan diperlengkapi dengan segala yang baik (ay. 20-21). Di dalam kita, oleh Yesus Kristus, Allah
sedang mengerjakan apa yang berkenan kepada‑Nya, agar kita dapat melakukan
kehendak‑Nya. Karena "Allah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan
maupun pekerjaan menurut kerelaan‑Nya." (Flp. 2:13). Dari awal hingga
akhir, kitab ini menyajikan kepada kita Kristus yang surgawi. Hanya dalam
Ibrani 13:21 dikatakan, "(Allah)... mengerjakan di dalam kita ... melalui
Yesus Kristus," menyiratkan Kristus yang berhuni. Ini menyatakan bahwa
Allah beroperasi di dalam kita, melalul Kristus yang berhuni (Dia yang kita
nikmati di dalam roh, di belakang tirai), supaya kita melakukan kehendak‑Nya.
Kitab ini ditutup dengan pemberkatan,
"Anugerah menyertai kamu sekalian. Amin." Untuk memahami dan
mengambil bagian dalam semua hal yang disingkapkan di dalam kitab ini, kita
perlu anugerah. Untuk memiliki anugerah (12:28), kita perlu menghampiri takhta
anugerah, agar kita dapat menemukan anugerah, untuk mendapatkan pertolongan
kita pada waktunya (4:16). Ketika kita menjamah takhta anugerah di dalam tempat
maha kudus, melalui melatih roh kita, kita akan menikmati Roh anugerah (10:29)
dan hati kita akan dikuatkan oleh anugerah (13:9). Dengan menikmati anugerah
secara demikian kita dapat berlari dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita
(12:1), untuk mencapai sasaran ekonomi Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 57
No comments:
Post a Comment