Hitstat

24 December 2015

Ibrani - Minggu 31 Kamis



Pembacaan Alkitab: Why. 2:17; 3:12


Tongkat yang bertunas berkaitan dengan pembangunan umat Allah. Jika kita hanya memiliki Ibrani 9:4, kita tidak dapat melihat hal ini. Namun, bila kita melihat kali pertama tongkat yang bertunas itu disebut dalam Perjanjian Lama, kita akan nampak bahwa itu sepenuhnya berkaitan dengan pembangunan umat Allah. Pada berita terdahulu telah kita tunjukkan bahwa untuk penggenapan kehendak-Nya, Allah harus mendapatkan sekelompok orang sebagai unit yang korporat. Dalam Perjanjian Lama, orang‑orang ini adalah bani Israel. Berdasarkan catatan sejarah bani Israel, mereka telah dianggap sebagai satu unit. Alkitab tidak mengatakan mereka beroleh selamat secara perorangan. Tidak, mereka semua diselamatkan secara korporat. Mereka merayakan Paskah bersama‑sama sebagai manusia yang korporat, dan mereka semua menyeberang Laut Merah sebagai satu unit. Bahkan ketika mereka mengembara di padang gurun, mereka pun adalah manusia yang korporat, bukan sekelompok manusia perorangan yang menempuh jalannya masing‑masing. Lagi pula, di antara mereka terdapat Kemah Pertemuan, yakni tempat kediaman Allah yang unik. Hanya ada satu Kemah Pertemuan sebagai tempat kediaman Allah yang unik, yang merupakan pusat pembangunan umat Allah. Untuk membangun orang yang sebanyak itu, perlu ada kepemimpinan. Tongkat yang bertunas berkaitan dengan kepemimpinan ini dan untuk pembangunan umat Allah.

Semoga Tuhan membelaskasihani kita, agar kita nampak bahwa masalah pembangunan inilah yang Allah cari pada hari ini. Bukan soal bagaimana rohaninya kita, bagaimana baiknya kita, atau bagaimana berkarunianya kita. Soalnya ialah apakah kita telah benar‑benar terbangun bersama umat Allah. Hari ini terlalu banyak agama, terlalu banyak konsepsi manusia, namun terlalu sedikit wahyu ilahi. Bila kita ingin memahami makna tongkat yang bertunas, kita harus memiliki suatu visi surgawi dan ilahi, yakni hari ini Allah memerlukan pembangunan umat‑Nya. Yang dipersoalkan Allah bukanlah berapa banyak orang yang Ia miliki, melainkan sudahkah mereka dibangun bersama. Jika kita di sini hidup untuk kehendak Allah yang kekal, kita harus nampak bahwa apa yang diperlukan Allah ialah pembangunan.

Mari kita melihat lagi Kemah Pertemuan. Di mezbah tidak ada pembangunan, hanya ada kurban bagi penebusan dosa. Walau ini sangat indah, tetapi bukan tujuan Allah. Mezbah itu baru permulaan, bukan yang terakhir. Pengalaman atas Kemah Pertemuan berawal dari mezbah dan berakhir pada tabut. Di mezbah kita tidak nampak sesuatu mengenai pembangunan, di bejana pembasuhan juga tidak ada pembangunan. Pembasuhan oleh Roh pemberi‑hayat di bejana pembasuhan memang untuk pembangunan, tetapi bukan pembangunan itu sendiri.

Dari bejana pembasuhan kita maju ke meja roti sajian, di mana terdapat banyak makanan untuk kita makan. Akan tetapi makan tidak seharusnya melulu untuk makan, juga untuk pembangunan. Wahyu 2:17 berkata, "Siapa yang menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih ... " Ayat ini menunjukkan bahwa makan manna yang tersembunyi akan mengubah kita menjadi batu putih yang diperkenan, dan transformasi ini adalah untuk pembangunan Allah. Pada akhirnya, orang‑orang yang memakan manna akan dibangun menjadi Bait Allah. Dari hal ini kita nampak bahwa makan adalah untuk pembangunan. Tetapi, di meja roti sajian kita masih tidak dapat nampak adanya pembangunan. Karena itu, kita harus maju terus ke sasaran kita.

Dari meja roti sajian kita pergi ke kaki pelita, dan dari situ kita pergi ke mezbah ukupan. Di kedua tempat ini kita belum nampak pembangunan. Kemudian kita masuk ke tempat maha kudus, menjamah tabut, dan menemukan tongkat yang bertunas di dalamnya. Selanjutnya, kita harus tahu makna tongkat yang bertunas, yaitu ia berkaitan dengan pembangunan Allah. Jika Anda mau mencari Tuhan, Anda harus tahu bahwa tujuan Allah ialah membawa Anda ke tongkat yang bertunas dalam tabut di tempat maha kudus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 62

No comments: