Pembacaan Alkitab: Why. 2:17; 3:12
Tongkat yang bertunas berkaitan dengan
pembangunan umat Allah. Jika kita hanya memiliki Ibrani 9:4, kita tidak dapat
melihat hal ini. Namun, bila kita melihat kali pertama tongkat yang bertunas
itu disebut dalam Perjanjian Lama, kita akan nampak bahwa itu sepenuhnya
berkaitan dengan pembangunan umat Allah. Pada berita terdahulu telah kita
tunjukkan bahwa untuk penggenapan kehendak-Nya, Allah harus mendapatkan
sekelompok orang sebagai unit yang korporat. Dalam Perjanjian Lama, orang‑orang
ini adalah bani Israel. Berdasarkan catatan sejarah bani Israel, mereka telah
dianggap sebagai satu unit. Alkitab tidak mengatakan mereka beroleh selamat
secara perorangan. Tidak, mereka semua diselamatkan secara korporat. Mereka
merayakan Paskah bersama‑sama sebagai manusia yang korporat, dan mereka semua
menyeberang Laut Merah sebagai satu unit. Bahkan ketika mereka mengembara di
padang gurun, mereka pun adalah manusia yang korporat, bukan sekelompok manusia
perorangan yang menempuh jalannya masing‑masing. Lagi pula, di antara mereka
terdapat Kemah Pertemuan, yakni tempat kediaman Allah yang unik. Hanya ada satu
Kemah Pertemuan sebagai tempat kediaman Allah yang unik, yang merupakan pusat
pembangunan umat Allah. Untuk membangun orang yang sebanyak itu, perlu ada
kepemimpinan. Tongkat yang bertunas berkaitan dengan kepemimpinan ini dan untuk
pembangunan umat Allah.
Semoga Tuhan membelaskasihani kita, agar
kita nampak bahwa masalah pembangunan inilah yang Allah cari pada hari ini.
Bukan soal bagaimana rohaninya kita, bagaimana baiknya kita, atau bagaimana
berkarunianya kita. Soalnya ialah apakah kita telah benar‑benar terbangun bersama
umat Allah. Hari ini terlalu banyak agama, terlalu banyak konsepsi manusia,
namun terlalu sedikit wahyu ilahi. Bila kita ingin memahami makna tongkat yang
bertunas, kita harus memiliki suatu visi surgawi dan ilahi, yakni hari ini
Allah memerlukan pembangunan umat‑Nya. Yang dipersoalkan Allah bukanlah berapa
banyak orang yang Ia miliki, melainkan sudahkah mereka dibangun bersama. Jika
kita di sini hidup untuk kehendak Allah yang kekal, kita harus nampak bahwa apa
yang diperlukan Allah ialah pembangunan.
Mari kita melihat lagi Kemah
Pertemuan. Di mezbah tidak ada pembangunan, hanya ada kurban bagi penebusan
dosa. Walau ini sangat indah, tetapi bukan tujuan Allah. Mezbah itu baru
permulaan, bukan yang terakhir. Pengalaman atas Kemah Pertemuan berawal dari
mezbah dan berakhir pada tabut. Di mezbah kita tidak nampak sesuatu mengenai
pembangunan, di bejana pembasuhan juga tidak ada pembangunan. Pembasuhan oleh
Roh pemberi‑hayat di bejana pembasuhan memang untuk pembangunan, tetapi bukan
pembangunan itu sendiri.
Dari bejana pembasuhan kita maju ke
meja roti sajian, di mana terdapat banyak makanan untuk kita makan. Akan tetapi
makan tidak seharusnya melulu untuk makan, juga untuk pembangunan. Wahyu 2:17 berkata,
"Siapa yang menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang
tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih ... "
Ayat ini menunjukkan bahwa makan manna yang tersembunyi akan mengubah kita
menjadi batu putih yang diperkenan, dan transformasi ini adalah untuk pembangunan
Allah. Pada akhirnya, orang‑orang yang memakan manna akan dibangun menjadi Bait
Allah. Dari hal ini kita nampak bahwa makan adalah untuk pembangunan. Tetapi,
di meja roti sajian kita masih tidak dapat nampak adanya pembangunan. Karena
itu, kita harus maju terus ke sasaran kita.
Dari meja roti sajian kita pergi ke
kaki pelita, dan dari situ kita pergi ke mezbah ukupan. Di kedua tempat ini
kita belum nampak pembangunan. Kemudian kita masuk ke tempat maha kudus,
menjamah tabut, dan menemukan tongkat yang bertunas di dalamnya. Selanjutnya,
kita harus tahu makna tongkat yang bertunas, yaitu ia berkaitan dengan
pembangunan Allah. Jika Anda mau mencari Tuhan, Anda harus tahu bahwa tujuan
Allah ialah membawa Anda ke tongkat yang bertunas dalam tabut di tempat maha
kudus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 62
No comments:
Post a Comment