Hitstat

26 December 2015

Ibrani - Minggu 31 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Why. 2:17


Dalam pelayanan gereja seharusnya tidak ada persaingan, sebab persaingan tidak pernah menghasilkan sesuatu. Semakin Anda bersaing untuk menjadi orang pertama, Anda akan semakin tidak layak menjadi yang terakhir sekalipun. Semakin Anda bersaing, Anda makin terjerumus dalam kondisi Anda yang mati. Ini bukan masalah persaingan, melainkan masalah menerima penghakiman, membakar habis hayat alamiah, dan unsur alamiah Anda. Kemudian akan ada satu tanda peringatan di mezbah bahwa hayat alamiah kita harus ditanggulangi dan dienyahkan. Ratusan orang di antara kita bisa bersaksi bahwa bila kita bersaing dengan orang lain, kita akan terbunuh. Bila kita berkata, "Mengapa Allah memakai dia, tidak memakai aku?", kita akan habis. Semakin kita berkata begitu, Allah akan semakin tidak memakai kita. Semakin bersaing, kita semakin menjadi tidak layak. Selama tahun‑tahun yang lampau, saya tidak pernah melihat satu perkecualian di antara umat Tuhan. Kita semua perlu berkata, "Dalam batinku tidak ada yang baik. Aku penuh dengan Korah, Datan, Abiram, dan banyak hal alamiah lainnya yang harus dihakimi di atas mezbah tembaga." Siapa yang rela dihakimi akan segera dibawa ke dalam tempat maha kudus dan memiliki tongkat yang bertunas, yaitu hayat kebangkitan. Jika Anda adalah orang yang demikian, apa pun yang menimpa diri Anda, sekalipun situasi yang mati, akan menghasilkan hayat.

Ingin mempunyai kekuasaan tidak bergantung pada kemampuan kita berbuat sesuatu, melainkan berapa banyak kita dapat bertunas. Anda mungkin berbuat banyak, tetapi tidak berbunga. Tidak saja tidak bertunas, Anda malah mati; tidak saja tidak berbunga, Anda malah membunuh orang lain; tidak saja tidak berbuah, Anda malah mematikan setiap orang yang berhubungan dengan Anda. Semua itu membuktikan bahwa Anda tidak memiliki kekuasaan. Namun bila Anda mempunyai tongkat yang bertunas, walaupun orang mati berkontak dengan Anda, ia akan dibangkitkan dan menjadi hidup. Ini membuktikan Anda memiliki kekuasaan. Kekuasaan bukan terdapat dalam kecakapan atau ketrampilan. Pernyataan yang sejati terdapat dalam pertunasan kita, bukan dalam perbuatan kita. Perbuatan tidak ada artinya, tetapi bertunas adalah segala‑galanya. Dalam hidup gereja dan pelayanan gereja, kita semua harus bertunas, berbunga, dan berbuahkan buah badam. Inilah keperluan kita hari ini.

Sekarang kita sampai pada butir yang sangat penting, yaitu bagaimana kita bisa memiliki tongkat yang bertunas. Tongkat yang bertunas disebut setelah manna yang tersembunyi. Ini berarti, jika kita menikmati manna yang tersembunyi, kita akan bertunas, sebab hasil dari menikmati manna yang tersembunyi adalah tongkat yang bertunas. Berapa banyak Anda bertunaskan hayat, tergantung pada berapa banyak Anda memakan manna yang tersembunyi. Kita semua perlu melatih roh kita untuk menghubungi Kristus yang tersembunyi dan menikmati bagian yang top dari Kristus yang tersembunyi ini di dalam sifat ilahi. Semakin banyak kita menikmati Kristus yang tersembunyi sebagai bagian yang tertinggi dalam sifat ilahi, semakin banyak pula tongkat kita bertunas. Anda tidak perlu bersaing untuk posisi apa pun, juga tidak perlu menghiraukan hal lain. Nikmati saja manna yang tersembunyi yang dapat memberi makan dan yang membuat Anda bertunas. Jika Anda telah bertunas, Anda adalah kekuasaan. Jika Anda bertunas, berbunga, dan berbuahkan buah badam, orang lain akan tahu bahwa Anda adalah kekuasaan.

Dalam Surat Ibrani, kita nampak bahwa kita harus mengalami Kristus di mezbah, di bejana pembasuhan, di meja roti sajian, di kaki pelita, di mezbah ukupan, di tabut dalam tempat maha kudus. Di tempat maha kudus kita menikmati Kristus di hadirat Allah. Kenikmatan ini membuat kita bertunas; bukan dengan kecakapan kita, melainkan dengan hayat kebangkitan. Dengan cara inilah Allah dapat menggunakan kekuasaan‑Nya untuk membangun umat‑Nya. Ia membuat kita semua menyadari masalah penghakiman atas unsur alamiah dan mengambil bagian dalam hayat kebangkitan, sehingga kita dapat bertunas, berbunga, dan mengeluarkan buah badam.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 62

No comments: